Rabu, 04 Desember 2013

KARIKATUR....

KARIKATUR MEMANG LUCU DAN MENGGELITIK,
TAPI TIDAK BOLEH MENGHINA

Drs.Masatif Ali Zainal

               Sekitar 7 tahun yang lalu, karikatur di sebuah media cetak luar negeri bikin heboh !  Seperti di beritakan waktu itu, sebuah koran Australia “The Weekend Australian” terbitan 1 / 4 / 2006 memuat karikatur yang tidak lucu. Karikatur itu sangat menghina bangsa kita. Masa, Presiden digambarkan sedang “indehoy” menunggangi sosok saudara kita dari Papua. Keterlaluan, jelek, selera rendah, menghina, itulah kata-kakta sumpah serapah mengomentari karikatur itu.
                          Si Kartunis memang sudah minta ma’af. Tapi rasanya sakit hati dihina atau dilecehkan masih saja membekas. Katanya pemuatan karikaturnya itu  untuk membalas pemuatan karikatur di koran kita Rakyat Merdeka” terbitan beberapa hari sebelumnya (27 /3). Disitu digambarkan sosok PM John Howard digambarkan sedang (maaf) berhubungan intim dengan sosok Menlu Alexander Downer. Dua-duanya digambarkan sebagai sosok hewan liar. Ada tulisan (teks)  yang mengesankan ucapan Howard : “I want Papua ! Alex ! Coba you mainkan !” sambil melihat papan yang ada tulisan “Papua”.
           
                          Terus terang saya hanya melihat sekilas karikatur itu dari pemberitan di televisi dan membacanya di koran beberapa waktu kemudian.  Menurut penulis, kedua karikatur itu sama jeleknya, sama joroknya ! Apalagi sangat kental nuansa penghinaan atau pelecehan didalamnya. Berlindung dibalik kebebasan pers sekalipun, pemuatan karikatur seperti itu tetap terlarang. Apalagi bagi koran kita, yang seharusnya  mempertimbangkan lebih dulu baik buruk “content” (isi) surat-kabarnya sebelum diterbitkan;
               Padahal, kebanyakan karikatur yang dimuat pada media cetak  umumnya mempunyai tujuan yang positif. Sebagai salah satu muatan surat kabar, sering ia mengeritik atau menyindir halus apa yang sedang terjadi di masyarakat. Tapi yakinlah, suka atau tidak, karikatur ingin menyadarkan kita bahwa ada “masalah” ditengah masyarakat, yang minta dicarikan penyelesaiannya.
            Dalam tulisan ini saya ingin ikut menimbrung membicarakan tentang karikartur. Bukan dari segi politik yang kadang bisa membuat karikatur menjadi heboh., bukan pula dari segi karikatur sebagai karya seni, Saya cuma memperbincangkan sekedarnya “mahkluk” macam apa karikatur itu dan peranannya sebagai muatan media cetak. Itu saja.  Sementara itu kita tidak dapat menyembunyikan keheranan mengapa pengaruh karikatur seringkali begitu kuat, begitu menggugah dibandingkan isi surat kabar yang lain.
Banyak permasalahan yang diberitakan, atau opini yang diungkapkan dalam wujud  “huruf tulisan “ setiap harinya, tapi efeknya mungkin biasa-biasa saja. Tapi bila issu yang berkembang, diinterpretasikan dalam wujud karikatur, apalagi yang tendensius, hebohnya bukan alang kepalang. Contohnya, ya, karikatur yang menghina nabi Muhammad oleh media cetak asing beberapa waktu yang lalu, yang mendapat protes dan kecaman dari dunia Islam.
 Apa karikatur itu ?
            Karikatur merupakan salah satu bentuk kartun (cartoon ) atau komik yang digambar atau dilukis secara lucu, menarik. menggelitik, dan penuh rasa humor Jadi, karikatur adalah kartun. Cuma bedanya:kartun semata mata menonjolkan humor, sesuatu yang lucu atau kocak dan kadang sedikit konyol. Sedangkan Karikatur merupakan kartun sindiran, gambar lucu yang mengisyaratkan opini (pendapat) surat kabar yang bersangkutan mengenai suatu permasalahan. Ia dibuat atau digambar sedemikian rupa untuk menginterpretasikan suatu peristiwa secara padat dalam bentuk gambar yang penuh humor.
            Untuk mendapatkan efek lucu dan menarik, biasanya ciri khas suatu tokoh atau objeknya sangat ditonjolkan, bahkan agak dilebih lebihkan. Tokoh yang hidung mancung, di karikatur lebih mancung dari aslinya. Yang gemuk di buat lebih “subur” lagi, Tokoh yang kesehariannya selalu memakai kaca mata, kaca matanya dibuat lebih besar sehingga tampak dominan sebagai ciri khas tokoh tersebut. Sebagai kartun humor, sering kali bagian kepala tokoh lebih besar dari bagian tubuh atau kaki. Supaya lucu dan perhatian yang melihat lebih focus. Dengan tampilan anatomi seperti itu akan mudah menggambarkan adegan atau cerita dalam karikatur.
            Suatu karikatur tunggal diharapkan dapat bercerita selengkap mungkin, yang kalau dituliskan dalam bentuk kolom dengan memakai “huruf-huruf “ mungkin perlu beberapa halaman. Tapi dengan karikatur, semua gagasan panjang lebar, dapat dipadatkan dalam satu gambar saja. Itulah kelebihan karikatur, membenarkan ungkapan ”satu gambar bisa berbicara seribu kata“. Makanya digunakan simbol-simbol yang dikenal dan menarik. Contohnya topi koboy (cowboy) untuk menggambarkan Amerika, hewan kangguru menunjukan Negara Australia. Koran asing mungkin membuat karikatur tentang Indonesia dengan gambar symbol sosok tokoh memakai kopiah. Karikatur biasanya berimajinasi menggunakan symbol-simbol yang sesuai dengan karakter. profesi atau aktifitas yang khas dari objek yang dikarikaturkan.
            Dalam karikatur, sosok tokoh dapat digambarkan atau dilukis dalam bentuk macam-macam, asal sesuai, benar dan tidak menghina atau melecehkan. Maka itu jangan heran ada tikus yang bertuliskan “koruptor” atau gambar pejabat menunggang keong (siput) tidak berdaya di kejar dan mau dipatuk seekor burung raksasa yang bernama “flu burung”. Kadang terlihat seorang tokoh atau perusahaan besar digambarkan sebagai raksasa, bahkan ada yang menjadi hantu atau siluman!!  Pemilihan symbol-simbol seperti itu boleh-boleh saja, untuk mendapatkan efek-efek lucu dan menarik. Tapi yang terpenting, sebenarnya supaya pembaca atau yang melihat karikatur dapat lebih mudah memahami esensi yang terkandung didalamnya. Ya,nama saja karikatur, kartun lucu.

Gambar opini
            Dalam surat kabar (Koran), karikatur termasuk kelompok opini. Koran biasa memuatnya disatu halaman bersama Tajuk Rencana (Editorial), karangan artikel /tulisan kolom, surat pembaca dan “pojok”. Malahan Dr. Floyd G Arpan menyebut karikatur tidak ubahnya sebagai Tajuk Rencana Bergambar (visual editorial). Dengan gambar yang lucu dan menggelitik, karikatur mencoba mengajak masyarakat memahami dan mendalami suatu kejadian dengan memberikan latar belakang, memberikan interpretasi, menunjukkan kecenderungan yang bakal terjadi.
            Karikatur dalam penggambarannya bersifat subjektif, maka tak dapat di hindari berbagai pendapat, keinginan, harapan dari masyarakat tertuang juga dalam karikatur.
             Mau buktinya lihatlah karikatur yang dimuat “Berita Pagi” secara rutin terbitan hari minggu, menginterpretasikan topik permasahan yang berkembang di masyarakat. Karikaturnya bagus menggelitik. Tampak menyindir atau mengkritik, tapi halus dan sopan. Cobalah lihat karikatur terbitan Minggu 2 April. Kita mungkin tersenyum geli. Ada binatang kangguru besar yang kantung perutnya berisi penuh. tapi bukan berisi anak-anak kangguru sungguhan, tapi ternyata sosok manusia berambut keriting tertawa tawa nyengir. Satu orang di antaranya melambaikan kertas bertuliskan ”Visa 42 warga Papua”. Dari symbol yang digunakan, kita segera dapat mengetahui maksud karikatur itu dengan gamblang. Tapi coba lihat lagi, ternyata si kangguru masih menyembunyikan sesuatu dibelakang pantatnya. Kertas bertuliskan ‘Skenario” !!  Waw…mungkin ujar pembaca, jadi ada yang mendalangi pelarian 42 warga Papua ini, ya ?
            Begitulah karikatur mengetengahkan suatu permasalahan yang sedang terjadi dengan lucu, menarik dan halus. Melihat sosok kangguru, siapapun segera tahu bahwa yang membuat skenario itu ……ya pastilah Negara yang banyak kangguru dinegerinya itulah. Saya yakin orang bule Australia yang melihat karikatur ini tidak akan marah, paling-paling mereka akan senyum-senyum kecut karena disindir.

Cermin Wajah Kita
            Melihat karikatur Ibaratnya kita melihat ke cermin.  Akan terlihat “borok  atau “bopeng’ diwajah kita.  Melihat karikatur  seolah melihat “potret” masyarakat dengan segala permasalahan yang kompleks.  Dalam kelucuannya ia berusaha menginfomrasikan adanya suatu masalah besar di dalam masyarakat.
            Contoh yang bagus lainya lihatlah karikatur sindirian sebuah yang menggambarkan seorang Pria Asing berhidung mancung menyedot air kelapa muda (yang ada tulsian “Sumber Daya Alam” dan gambar kepulauan Nusantara)  tanggal 12 Maret Digambarkan sosok pria yang memakai kemeja bergambar bendera salah satu Negara asing itu,  terus juga menyedot (karena  di karikatur itu dia memakai sedotan!!)  air kelapa muda.  Ia Cuek saja, walaupun di depan hidungnya, bahkan tepat diatas buah yang dinikmatinya itu, berdiri sosok anak kecil berpakaian compang – camping, perut buncit, ngiler minta diberi bagian seteguk saja.  Tapi terlihat dalam karikatur itu, si Pria Asing tak mau membagi barang setetespun !  Serakah !!
Pembaca yang mengamati karikatur itu pastilah terenyuh hatinya.  Kita segera menyadari begitulah keadaan masyarakat, khususnya saudara kita di Papua sana.  Walaupun buminya kaya raya dengan aneka barang tambang, tapi kebanyakan masyarakatnya miskin, karena “disedot” oleh perusahaan asing.  Karikatur menggugah kita, mengajak semua pihak terkait menyadari permasalahannya, ikut memikirkan, dan bila mungkin ikut mencarikan jalan keluarnya.
            Karikatur dapat menyampaikan perasaan, saran dan kritik dengan enak dan tidak menyakitkan. Kalau tulisan yang menyentil  tak jarang membuat orang yang dikritik merah kupingnya.  Justru karikatur lebih halus seolah-olah bercanda saja.  Ibarat obat, karikatur walaupun terasa pahit dapat menjadi obat mujarab meyembuhkan permasalahan kemasyarakatan.
            Ya, itulah sedikit cerita tentang karikatur dan peranan yang dimainkannya.  Ciri khasnya lucu dan menggelitik.  Bagi media cetak, rasanya ada sesuatu yang kurang, bila tidak memuat karikatur. Koran yang tidak ada karikatur, ibaratnya makanan tanpa garam, hambar dan kurang sedap.  Syukur-syukur rutin hadir menemui pembaca tiap seminggu sekali, dengan format besar sangatlah bagus.

            Kata Daniel Dhakidhae ;  karikatur memang seolah-olah mempermainkan sesuatu yang sebenarnya sungguh-sungguh.  Tapi sebenarnya pula ia bersungguh-sungguh dalam mempermainkan sesuatu (permasalahan).  Artinya karikatur mungkin saja mengeritik dan atau menyindir dengan penuh canda dan olok-olok, tetapi selalu tetap berpijak pada kebenaran, tanggung jawab dan akal sehat
            Maka itu, karikatur jelek, kasar, porno dan menghina atau melecehkan, seperti  karikatur yang dibuat oleh koran asing yang  yang menghina  bangsa kita tadi, sangat-sangat diharamkan.! ****



1 komentar: